Memahami Konsep Baligh Secara Bahasa dan Fiqih

Teka-teki memahami konsep baligh dalam bahasa dan fiqih? Pelajari lebih lanjut tent
Cara memahami Konsep Baligh Secara Bahasa dan Fiqih.
Cara memahami Konsep Baligh Secara Bahasa dan Fiqih.

Memahami Konsep Baligh Secara Bahasa dan Fiqih - Fiqih mengandung beberapa cabang iaitu fiqh ibadah, fiqih muamalat dan lain-lain. Ia adalah ilmu yang mempelajari syarak dan segala peruntukannya. Fiqih juga dipelajari berdasarkan kaedah-kaedah Islam yang telah ditetapkan oleh para ulama.

Fiqih ibadah merupakan cabang fiqih yang mempelajari tentang syarak dan segala peruntukannya berkenaan dengan ibadah. Ibadah mempunyai beberapa aspek yaitu rukun, niat dan syarat-syaratnya. SEMUA perintah Allah Subhanahu Wa Ta'ala adalah ibadah selama kita melakukannya dengan ta'abbud (mengabdi) kepadaNYA semata-mata karena Allah swt.

Ibadah juga dibagi kepada 2 iaitu ibadah fardhu dan sunat. Fardhu adalah ibadah yang wajib dilakukan oleh setiap umat Islam manakala sunat pula adalah ibadah yang disunatkan bagi umat Islam untuk melakukannya.

Adapun fardhu terdiri daripada 5 perkara yaitu sholat, zakat, puasa, haji jika mampu dan jihad fi sabilillah. Sholat adalah rukun Islam yang kelima dan wajib dilakukan oleh setiap umat Muslim yang berakal dan baligh serta masih hidup setelah azan berkumandang. Zakat pula adalah wajib bagi mereka yang telah mencapai nisab dan telah lepas daripada masa safar serta mereka yang mendiami tempat yang tetap selama satu tahun hijriyah. Puasa juga wajib dijalankan oleh setiap Muslim yang sudah baligh apabila sudah tiba bulan suci Ramadhan dan puasa diwajibkan hanya pada bulan itu sahaja. Haji pula wajib dilakukan sekali dalam hayat seseorang apabila mereka mempunyai kemampuan untuk melaksanakannya secara fizikal maupun kewangan. Jihad fi sabilillah pula adalah wajib bagi setiap umat Muslim apabila negara mereka sedang diserang oleh musuh dan kita berada dalam keadaan terancam.

Sunnat pula terdiri daripada 3 perkara iaitu puasa sunnah, sholat sunnah dan haji sunnah. Puasa sunnah maksudnya puasa yang tidak wajib tetapi amat disunnahkan kita melakukannya seperti puasa Senin dan Kamis serta puasa 7 hari bulan Syawal bagi kita yang tidak berpuasa Ramadan. Sholat sunnah pula maksudnya sholat yang tidak wajib tetapi sangat disunnahkan seperti sholat dhuha dan tasbih. Haji sunnah apabila kita tidak mempunyai kemampuan untuk melaksanakannya seperti haji umrah bagi mereka yang telah pernah melaksanakan haji wajibnya. Oleh itu, konsep baligh ini merupakan suatu konsep fardhu ain bagi setiap Muslim untuk mulai menjalankan semua ibadah dengan benar agar mendapat pahala di dunia dan di akhirat kelak. Amin

​Apa itu Konsep Baligh?

Konsep baligh secara bahasa berarti sudah dewasa atau mencapai usia pubertas. Sedangkan secara fiqih, konsep baligh adalah suatu kondisi dimana seseorang telah mencapai usia mampu untuk melakukan ibadah dengan sempurna. Konsep baligh juga berarti seseorang telah mencapai usia dimana ia mampu untuk memahami dan menjalankan hukum-hukum Islam dengan baik.

Usia baligh bagi laki-laki dan perempuan berbeda-beda. Menurut fiqih, laki-laki dianggap baligh ketika ia telah mencapai usia 12 tahun, sedangkan perempuan dianggap baligh ketika ia telah mencapai usia 9 tahun. Meskipun demikian, seorang laki-laki tidak dianggap baligh secara fiqih sebelum ia mengalami spermatogenesis atau produksi spermatozoa, sedangkan seorang perempuan tidak dianggap baligh secara fiqih sebelum ia mengalami ovulasi atau produksi sel telur.

Konsep baligh sangat penting dalam Islam, karena seseorang yang telah mencapai usia baligh diwajibkan untuk melakukan ibadah dengan sempurna. Selain itu, seseorang yang telah mencapai usia baligh juga diwajibkan untuk mematuhi hukum-hukum Islam, seperti puasa, sholat, dan lain-lain. Dengan kata lain, seseorang yang belum baligh secara fiqih belum diwajibkan untuk melakukan ibadah dan hukum-hukum Islam.

Dalam Islam, anak-anak dianggap sebagai aset yang sangat berharga. Oleh karena itu, orang tua dan masyarakat seharusnya memberikan pendidikan yang baik kepada anak-anak kita sejak dini, agar mereka dapat mencapai usia baligh dengan sehat dan sempurna. Pendidikan yang baik akan membantu anak-anak kita untuk memahami dan menjalankan hukum-hukum Islam dengan baik, sehingga mereka dapat menjadi muslim yang bertaqwa kepada Allah swt.

Pemahaman Baligh Dalam Fiqih

​Pemahaman Baligh Dalam Fiqih, memahami konsep baligh secara bahasa dan fiqih dalam Islam, terdapat dua istilah yang sering ditimbulkan pertanyaan seputar pemahaman mereka, yaitu “baligh” dan “syahrih”. Kedua istilah ini kerap dikaitkan dengan perubahan fisik dan psikologis seseorang ketika telah mencapai usia dewasa, namun dalam beberapa kasus, ada juga yang menganggap kedua istilah tersebut identik. Benarkah demikian?

Dalam Bahasa Arab, kata “baligh” berarti “besar” atau “lanjut usia”, sedangkan Syahrih berarti “wanita dewasa”. Jadi, secara sederhana, istilah baligh mengacu pada usia seseorang, sedangkan istilah syahrih mengacu pada status seorang wanita.

Dalam Fiqih Islam, konsep baligh tidaklah sama dengan konsep usia dewasa secara umum. Konsep baligh dalam Islam berdasarkan hadits Nabi Muhammad SAW yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim, yaitu:

Di Kisahkan oleh Abu Hurairah radhiyallahu‘aanhu, Nabi shallallahu‘alaihi wasallam bersabda:

((أَبَدَّا النَّاسِ صَغِيرًا وَأَدْنَاهُمْ إِلَى الْكِبَرِ))

Manusia dilahirkan dalam keadaan kecil (saghir) dan akhirnya menjadi tua (kabir)” (HR. Bukhari dan Muslim).

Dalam hadits di atas, Nabi Muhammad SAW menggunakan istilah “saghir” dan “kabir” untuk menjelaskan perubahan fisik manusia ketika mengalami pertumbuhan dan perkembangan. Hadits ini menunjukkan bahwa pertumbuhan fisik manusia bukanlah ukuran utama dalam menentukan status baligh seseorang.

Selain itu, dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad, dari Abu Said Al-Khudri radhiyallahu‘anhu, ketika seorang anak laki-laki telah mencapai umur 10 tahun, ia datang kepada Nabi Muhammad SAW dan bertanya, “Apakah aku sudah boleh melaksanakan sholat?” Nabi Muhammad SAW menjawab, “Kamu masih belum boleh sholat.” Kemudian anak laki-laki itu bertanya lagi, “Apakah aku sudah boleh berperang?” Nabi Muhammad SAW menjawab, “Engkau masih belum boleh berperang.” Anak laki-laki itu kemudian bertanya lagi, “Apakah aku sudah boleh mempunyai istri?” Nabi Muhammad SAW kemudian menjawab, “Engkau masih belum boleh mempunyai istri. Kamu haruslah menunggu sampai engkau mencapai umurmu sudah baligh.” (HR. Ahmad).

Dalam hadits di atas, Nabi Muhammad SAW juga menggunakan istilah “umur baligh” sebagai salah satu syarat untuk berbuat tertentu, yaitu untuk sholat dan berperang. Dalam hal ini, Nabi Muhammad SAW tidak menggunakan umur tertentu sebagai penentu status baligh seseorang, melainkan menjadikan pertumbuhan fisik dan psikologis sebagai tolak ukur utama.

Perubahan fisik dan psikologis seseorang bukanlah satu-satunya penentu status baligh dalam Islam. Sebagaimana yang telah disebutkan sebelumnya, umur tidaklah selalu sama dengan baligh. Ada beberapa anak yang telah baligh meskipun mereka belum mencapai umur dewasa secara umum. Begitu juga sebaliknya, ada beberapa orang dewasa yang belum baligh meskipun telah berusia 20 tahun ataupun lebih.

Dalam Fiqih Islam, usia mayoritas atau baligh bukanlah sekedar status yuridis saja. Baligh adalah status hukum yang mengatur hubungan seseorang dengan hukum, baik itu hukum syara’ atau hukum manusia. Konsep ini sangat erat kaitannya dengan ajaran Islam yang mengajarkan kita untuk bertaqwa kepada Allah SWT. Di mana seseorang yang telah baligh diwajibkan untuk taqwa kepada Allah SWT dan menjalankan perintah-Nya.

Oleh karena itu, penting bagi setiap Muslim untuk memahami konsep baligh secara bahasa dan fiqih. Dengan begitu, mereka dapat mengetahui apa saja yang diwajibkan dan dilarang ketika telah mencapai status baligh. Wallahu a’lam.

Tentang Baligh dalam Islam

​Islam mengajarkan kepada umatnya untuk selalu menjauhi segala bentuk kemaksiatan dan melakukan perbuatan yang dapat mendekatkan diri kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Umat Islam dituntut untuk mentaati perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya. Dalam Islam, terdapat beberapa tingkatan kewajiban yang berbeda bagi umat Isalm berdasarkan umur, seperti beribadah, sholat, puasa, dan lain sebagainya. Sebelum melakukan segala bentuk ibadah, seorang muslim harus memahami dulu apa yang diperintahkan oleh Islam dan bagaimana caranya melakukannya dengan benar sesuai dengan syariat. Di antara wajib-wajib Islam yang berbeda-beda nilainya terdapat baligh atau dewasa.

Baligh atau dewasa adalah sebutan yang diberikan kepada mereka yang telah mencapai umur yang sudah memeiliki akal sehat dan telah mengetahui segala macam hukum yang berlaku dalam Islam. Mereka yang telah baligh diwajibkan untuk melaksanakan segala perintah Islam dan menjauhi segala larangan-Nya. Dalam hadis Nabi Muhammad SAW, beliau bersabda:

“Barangsiapa yang telah baligh dan masih belum mengerjakan sholat, maka Allah tidak akan memberikan ampunan baginya.” (HR. Bukhari no. 572 dan Muslim no. 671).

Dari hadis ini dapat kita ketahui, bahwa sholat adalah wajib bagi mereka yang telah baligh. Sholat adalah ungkapan rasa taat kepada Allah SWT dan juga salah satu bentuk ibadah yang dapat mendekatkan diri kepada-Nya.

Dalam Islam, mengetahui tentang baligh sangatlah penting bagi setiap orang, karena apabila sudah baligh maka wajib untuk mengerjakan segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya. Tidak hanya itu, kita juga harus menjaga akhlaknya dengan baik dan terus berusaha mendekatkan diri kepada Allah Ta’ala. Wallahu a’lam.

Editor: Alby Zafr
Oops!
It seems there is something wrong with your internet connection. Please connect to the internet and start browsing again.
AdBlock Detected!
We have detected that you are using adblocking plugin in your browser.
The revenue we earn by the advertisements is used to manage this website, we request you to whitelist our website in your adblocking plugin.
Site is Blocked
Sorry! This site is not available in your country.